Ada laci di kamar saya yang selalu membuat saya tersenyum saat membukanya. Di dalamnya bukan hanya kain, pita, atau sepatu tua. Laci itu berisi cerita-cerita kecil. Selembar blazer yang pernah saya pakai saat wawancara kerja pertama, rok yang saya beli saat traveling sendirian ke kota tanpa peta, dan t-shirt dengan tulisan yang membuat teman saya tertawa. Laci rahasia itu adalah perpaduan antara gaya dan keberanian. Tidak hanya soal estetika, tetapi juga soal klaim atas ruang yang saya dan banyak perempuan lain inginkan.
Banyak yang beranggapan bahwa perempuan terobsesi pada fashion hanya demi penampilan. Itu simplifikasi yang berbahaya. Saya percaya pakaian adalah bahasa. Kadang kita bicara pelan lewat kain lembut. Kadang kita berteriak dengan motif berani. Saat saya mengenakan jas oversize dan sepatu oxford, saya sedang menegaskan profesionalitas. Saat saya memilih rok midi dengan sneakers, saya sengaja membolak-balik aturan “formal vs kasual”. Padu padan busana adalah alat untuk mendobrak, untuk menyatakan bahwa kita tidak mau ditempatkan dalam kotak sempit.
Berikut beberapa trik yang saya pakai ketika ingin tampil kuat tapi tetap jadi diri sendiri. Pertama, bangun capsule wardrobe mini: beberapa potong kunci yang bisa dipadu-padankan. Blazer netral, celana hitam yang pas, dress yang bisa dipakai siang-malam, dan aksesori yang punya cerita. Kedua, jangan takut bermain tekstur dan ukuran. Oversized cardigan dengan rok pensil? Bisa banget. Ketiga, investasi pada satu item yang selalu bikin Anda merasa “ready” — itu bisa berupa kalung warisan keluarga atau sepatu merah mencolok.
Saya pernah merasa gugup sebelum memberi presentasi besar. Lalu saya pakai blazer kesayangan yang seakan memeluk bahu saya. Bukan hanya karena blazer itu bagus. Lebih dari itu: pakaian memberi saya ancor untuk bertindak. Saat itu, busana menjadi bagian dari strategi feminis saya: menempati ruang tanpa meminta izin.
Ngomongin busana feminis itu nggak melulu serius. Ada momen-momen receh yang justru mengena. Pernah, saya pakai kaus dengan tulisan satir tentang gender; seorang bapak di bus menatap lalu tersenyum aneh. Reaksinya? Bikin saya ngakak. Fashion bisa jadi cara lucu untuk membuka diskusi. Kita bisa nge-joke, provokasi, dan tetap stylish. Feminisme tidak harus kelihatan kaku. Ia juga bisa imut, centil, flamboyan, atau bahkan sangat biasa—asal ada kesadaran di baliknya.
Feminisme modern adalah tentang pilihan. Pilihan untuk memakai makeup atau tidak. Memilih karier atau fokus keluarga. Memilih rok atau celana. Tapi pilihan itu harus muncul dari ruang yang bebas, bukan dari tekanan sosial. Saya suka membaca perspektif perempuan lain di blog dan komunitas. Suara-suara itu mengajarkan bahwa tidak ada satu gaya feminis yang benar. Ada feminisme yang merayakan gaun tulle dan ada yang merayakan overall kerja lapangan. Semua valid.
Sekali waktu saya menemukan tulisan inspiratif di larevuefeminine, dan itu mengingatkan saya bahwa diskusi tentang busana dan keberanian itu hidup di banyak ranah. Dari runway hingga warung kopi, kita terus menulis ulang apa artinya menjadi perempuan hari ini.
Kalau ditanya apa pesan utama saya: berpakaianlah untuk diri sendiri. Pakai apa yang membuat suara batinmu terdengar lebih jelas. Gunakan warna untuk mengekspresikan emosi, gunakan potongan yang memudahkan langkahmu, dan gunakan aksesori yang mengingatkanmu pada perempuan-perempuan pemberani yang mendahuluimu.
Di laci rahasia saya ada lebih dari kain. Ada kenangan, ritual, dan pemberdayaan kecil yang tiap hari mengingatkan: keberanian itu tidak selalu spektakuler. Seringkali ia lembut, dipadu-padankan dalam kesunyian, dan dipakai sebagai baju hangat saat dunia terasa dingin. Jadi, buka laci itu. Tarik napas. Pilih sesuatu yang membuatmu siap menghadapi hari — dan bila perlu, tambahkan sedikit bling untuk berjaga-jaga.
Di rumah yang sederhana, lampu temaram menimbang antara kenyamanan dan harapan, aku sering memikirkan bagaimana…
Gaya Itu Bukan Cuma Soal Baju Hari ini aku menulis dari sudut kamar yang penuh…
Kalau kita duduk santai dengan secangkir kopi, kadang kita nggak sadar betapa perempuan menaruh jejaknya…
Sisi Perempuan: Fashion dan Feminisme dalam Inspirasi Wanita Saat aku menulis ini, aku merasa seperti…
Beberapa orang melihat fashion sebagai dunia glamor yang jauh dari realitas. Tapi bagi saya, memadukan…
Cerita Perempuan Inspiratif Mengubah Fashion dan Feminisme Di era yang serba cepat, perempuan menata hidupnya…